Selasa, 26 Juni 2007

Bravo Media Online

Rabu, 06/06/2007 10:33 WIB

Ramai-ramai Perkuat Sektor Media Online
Sarie Novian - Okezone

CAPE TOWN – Media harian yang ingin mempertahankan pelanggan dan bersaing di era teknologi, sepertinya harus mulai merambah ke segmen media online dan ponsel.
Pernyataan ini dilontarkan pada pertemuan ke-60, World Association of Newspaper (WAN) dan forum Editor se-dunia yang ke-14, seperti dikutip dari AFP, Rabu (6/6/2007).

“Kita harus menyadari bahwa media mulai mengarah ke online, dan kita harus mulai mengarahkan jurnalisme kita ke arah itu,” kata Mario Garcia, Chief Executive of The United States–Garcia Media Group.

Dia menggambarkan, perjalanan baru sebuah media akan berawal dari breaking news yang dibaca melalui email atau ponsel. Kemudian para pembaca akan melanjutkannya dengan membaca berita melalui situs online. Dan akan berakhir dengan membaca koran di hari berikutnya.

Dalam skenario seperti itu, lanjutnya, koran hanya akan berlaku sebagai pengulang berita. Padahal awalnya koran merupakan media yang memposisikan diri sebagai pencipta isu dan selalu menghadirkan berita-berita baru bagi pembacanya.

Martha Stone, Direktur Program WAN “Membentuk Masa Depan Koran Harian”, mengatakan pada forum bahwa sudah saatnya bagi media untuk menggabungkan keahlian jurnalisme antara cetak, radio, televise, dan online. “Saat ini banyak sirkulasi media cetak yang menurun jumlahnya, namun mereka mencoba bertahan dengan meraih pasar di internet,” katanya.

Leonard Brody, Chief Executive dan co-Founder of NowPublic.com, situs yang menghadirkan berita dengan sistem citizen journalisme dengan lebih dari 90.000 kontributor yang kebanyakan adalah masyarakat biasa di seluruh dunia, sangat yakin bahwa monopoli dari media tradisional telah ditantang dengan adanya ponsel kamera dan teknologi lainnya yang memungkinkan masyarakat dapat mencari berita di mana saja. “Kita bergerak sangat cepat menuju era di mana semua hal dapat terekam,” ujarnya.

Pada hari Senin sebelumnya, WAN melaporkan kenaikan peredaran koran harian di dunia sebesar 2,3 persen dan pertumbuhan pendapatan iklan, dikarenakan dukungan pertumbuhan media digital. (mbs)


Koran Sekarat, Harus Rangkul Internet dan Ponsel agar Tetap Hidup

Pilih ditinggal pembaca ? atau berani memodernkan perangkat kerja menjadi lebih canggih dan serba digital.Demikian kesimpulan pandangan yang dikemukakan Asosiasi Suratkabar se-dunia (WAN) dalam pertemuan rutinnya di Cape Town, Selasa,5/6-2007.

Pembicara dalam lokakarya tersebut mengakui suratkabar sudah sekarat dapat dihindari kemusnahannya dengan memodernkan pendekatan dan memperluas jangkauan secara digital.
"Kita harus menyadari bahwa `online` adalah jawabannya, dan kita harus arahkan sumber daya jurnalistik kita ke sana," kata Mario Garcia, pimpinan eksekutif Garcia Media Group dari AS.Dia mengemukakan hal tersebut kepada para wakil kongres ke-60 WAN sekaligus pertemuan ke-14 forum editor sedunia yang berlangsung di kota itu.

Diterangkan olehnya, bahwa jalur baru pemberitaan terbaru saat ini disajikan lewat e-mail atau Ponsel, dilanjutkan dengan berita secara "online" dan ditutup dengan pemuatan berita pada edisi koran di hari berikutnya.

Edisi cetak, katanya, hanya sedikit memberi pengulangan dan harus lebih banyak menyajikan sudut baru dengan menggali lebih dalam berita tersebut."Dewasa ini, anda mesti menganggap pembaca tahu lebih banyak dibanding anda," katanya.

Martha Stone, direktur WAN untuk program "mencari bentuk masa depan suratkabar", dalam pertemuan itu mengemukakan, sudah saatnya organisasi media melatih wartawannya agar mampu menyajikan berita sekaligus untuk media cetak, radio, televisi maupun online.

"Banyak koran oplahnya turun, tapi jangkauan mereka ke pasar lewat Internet justru meningkat," katanya.Leonard Brody, pimpinan dan salah satu pendiri NowPublic.com, situs web yang mempraktikkan "jurnalistik oleh masyarakat" dan memiliki lebih dari 90 ribu kontributor dari seluruh dunia, menyakini bhwa monopoli media tradisional sudah mendapat saingan dengan kamera Ponsel dan teknologi lainnya yang memungkinkan semua orang mendapatkan berita."Kita dengan sangat cepat sedang memasuki zaman di mana semua hal terekam," katanya.(ant/lily)

Rabu, 06/06/2007 15:52 WIB
WAN: Hormati hak-hak wartawan
oleh : Ahmad Djauhar

CAPE TOWN (Bisnis): Asosiasi Surat kabar Dunia (WAN) menyerukan kepada pemerintah di negara demokratis untuk mengambil langkah perlindungan terhadap kebebasan pers yang kini menghadapi tekanan akibat politik antiterorisme.

Menyusul merebaknya aksi terorisme di berbagai tempat di seluruh dunia, kini semakin banyak pemerintah—termasuk di negeri demokratis—yang makin membatasi ruang gerak wartawan. Aliran informasi sedikit banyak terhambat karenanya.

"WAN percaya bahwa untuk menyeimbangkan konflik kepentingan antara menjaga keamanan nasional dan mempertahankan kebebasan pers memang tidak mudah. Namun, suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi bahwa untuk mempertahankan sistem demokrasi, prasyarat utama haruslah terdapat kebebasan pers," demikian bunyi resolusi yang mengemuka dari forum kongres WAN dan Forum Editor Dunia di Cape Town hari ini.

Resolusi tersebut merujuk pada Pasal 19 Deklarasi HAM Universal yang menjamin kebebasan "untuk mencari, menerima, dan memanfaatkan informasi maupun ungkapan pikiran melalui media." WAN mengusulkan tujuh langkah untuk melindungi kebebasan pers di negeri demokratis agar tidak bertentangan dengan kebijakan antiterorisme.

Ketujuh langkah itu adalah:
- Menjamin ketersediaan data, informasi, dan arsip berdasarkan undang-undang informasi.
- Menjamin hak wartawan untuk melindungi sumber informasi rahasia yang memang dibutuhkan untuk pers bebas.
- Menjamin bahwa penyadapan komunikasi secara elektronik harus seizin otoritas kehakiman.
- Menjamin bahwa penggeledahan kantor maupun rumah wartawan harus benar-benar didasari pertimbangan mendasar dan tidak melanggar hukum.
- Menjamin wartawan untuk melakukan peliputan atas sebuah cerita dari berbagai sisi, termasuk bagi mereka yang dicurigai sebagai teroris.
- Bersikap netral terhadap proses pengusutan wartawan yang menerbitkan informasi sangat rahasia. Biarkan proses pengadilan yang menentukan.
- Bersikap netral di saat menghadapi propaganda "hitam," artinya tidak mudah terpengaruh untuk menyalahkan media. (ln)