Rabu, 08 Agustus 2007

Teknik Penulisan Berita


Teknik Penulisan Berita

Pengertian Berita. Kegiatan jurnalistik selalu terkait dengan berita, sejak dari pengertian mengenal berita, cara pengumpulan (wawacara dan investigatif) bahan berita serta tehnik penulisannya. Sebagai titik awal kita harus mengetahui apa itu berita, bagaimana perkembangan pengertian mengenai berita, unsur-unsur yang menentukan besar kecilnya berita.

Secara praktis berita dapat didefenisikan sebagai laporan tentang suatu peristiwa yang sudah terjadi yang dipandang penting untuk menentukan sikap serta tindakan. Tetapi semua defenisi yang ada selalu mengandung 4 unsur dalam peristiwa berita, yaitu:

1. peristiwa merupakan perubahan keadaan

2. peristiwa yang dilaporkan selalu terjadi

3. peristiwa tersebut dilaporkan manusia

4. peristiwa tersebut berkaitan dengan kepentingan dan minat masyarakat.

Kriteria berita yang baik.
Akurasi, kaidah-kaidah penulisan berita dalam pengertian modern, yaitu laporan harus bersifat faktual, akurasi objektif dan berimbang. Sebagai penjabaran akurasi, maka muncul formula 5W + 1 H + 2 S (What, Who, When, Where, Why, How, Save, Solution). Ada tambahan 1 S (save), yaitu keamanan, baik bagi penulisnya ataupun bagi perusahaan pers dimana wartawan bernaung. Selain itu ada juga tambahan S satu lagi yaitu Solution/ solusi/pemecahan masalah/jalan keluar/way out/problem solving. Dimana sebuah berita/artikel diharapkan selain mengungkap problem, analisis juga memberikan konsep pemecahannya.

Objektif, berita harus merupakan laporan faktual tentang suatu peristiwa seperti apa adanya, tetapi tentu saja sejauh hal ini dimungkinkan, sebab wartawan pun memiliki keterbatasan. Untuk mengejar objektifitas ini kemudian muncul laporan komprehensif dan laporan investigatif.

Berimbang (balanced), berita adalah laporan yang objektif termasuk tidak memihak kepentingan kelompok tertentu. Sifat berimbang ini perlu dijaga agar berita tidak menyesatkan pembaca dan tidak digugat oleh pihak yang merasa dirinya dirugikan.

Tujuan dan manfaat berita dan artikel.
Secara umum berita maupun artikel adalah bentuk karya tulis yang bermanfaat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak ramai yang menggambarkan kegiatan organisasi. Dari dua karya tulis tersebut, masing-masing memiliki kelebihan tersendiri. Sehingga dari tujuan dan manfaat kedua karya tulis itu pun berbeda.

Tujuan dan manfaat berita adalah menyusun laporan kegiatan perusahaan secara singkat, padat dan atraktif, agar khalayak mengetahui misi perusahaan, atau organisasi. Sementara tujuan dan manfaaat artikel itu sendiri merupakan karya tulis menggambarkan kegiatan organisasi atau perusahaan serta ditulis secara lengkap, padat dan menarik. Artikel bisa dijadikan alat propoganda, agar khalayak menarik dan berminat untuk mengetahui produk perusahaan atau organisasi.

Unsur - unsur penentu nilai berita ada 9
Unsur yang menentukan besar kecilnya nilai berita suatu peristiwa, yaitu
1. Aktualitas (timeliness)
2. Kedekatan (proximity)
3. Hal baru (novelty),
4. Dampak (conseguence),
5. Konflik (conflict),
6. Ketegangan (suspence),
7. Kemanusiawian (human interest)
8. Kejahatan
9. Seks.

Struktur dan bentuk-bentuk beritaUntuk menyusun berita atau artikel, maka terlebih dahulu penulis mengetahui tahapan persiapan menulis berita atau artikel.

1. Pahami masalah
2. Kumpulkan bahan
3. Seleksi bahan
4. Tentukan tema pokok/ide cerita
5. Tentukan urutan logis (judul, lead, badan berita dan penutup (ending).

Setelah tahapan, judul mengandung pengertian-pengertian 2-5 kata yang disajikan secara ringkas serta mengasosiasikan dengan sesuatu yang langsung bisa diingat pembaca.

Lead adalah 2 kalimat hingga 3 kalimat yang mengintisarikan berita atau artikel sehingga dengan membaca lead, pembaca menarik untuk membacanya.
Badan berita atau tubuh berita, adalah berisi sajian secara lengkap dari bahan yang akan ditulis.
Sedangkan ending atau penutup, berisi beberapa kalimat yang menyimpulkan dari berita atau artikel. Biasanya ending atau penutup pada artikel, selalu berisi saran, solusi maupun rekomendasi untuk pembaca.

Bentuk berita dan artikel terdiri dari 3, masing-masing
1. Bentuk beraturan
2. Piramida
3. Piramida terbalik. Dari tiga bentuk tersebut, bentuk beraturan dan piramid terbalik yang sering digunakan.

Dari fungsi dan manfaat bentuk itu , memiliki kelebihan masing-masing.
Bentuk piramida terbalik misalnya, sering digunakan media cetak (harian) dan elektronik, karena dengan bentuk itu, penulis menuliskan laporan dengan mengutamakan hal yang terpenting.

Cara itu menguntungkan, sebab akan mempermudah tim editing dalam melakukan pemotongan kata atau kalimat apabila dead line waktu sangat singkat, sehingga bentuk piramida terbalik digunakan media cetak harian yang waktu dead linenya cukup singkat dan terbatas.

Lain halnya dengan bentuk, beraturan. Bentuk ini digunakan penulis dengan tanpa melihat hal terpenting namun, penulis cukup menulis sesuai apa yang dikehendakinya.
Sehingga bentuk beraturan sangat tepat digunakan dalam menyusun artikel, karenanya bentuk itu lazim digunakan media cetak majalah dan tabloid yang memiliki dead line yang panjang (seminggu, dua minggu, sebulan maupun triwulan).

Cara Membuat Lead
Selalu dalam suatu berita terdapat kalimat awal atau yang biasa disebut lead. Sesaat setelah mendapatkan data, wartawan menuliskan laporan tadi sehingga membentuk suatu berita.

Tapi, disinilah masalah baru akan muncul. Wartawan sering mengalami kesulitan dalam menulis sebuah lead. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Apakah kita abaikan suatu lead ini sehingga berita kita hanya seperti laporan kejahatan yang masuk di kantor polisi? Perlukah lead ini dibuat wartawan?. (*)

Selasa, 26 Juni 2007

Bravo Media Online

Rabu, 06/06/2007 10:33 WIB

Ramai-ramai Perkuat Sektor Media Online
Sarie Novian - Okezone

CAPE TOWN – Media harian yang ingin mempertahankan pelanggan dan bersaing di era teknologi, sepertinya harus mulai merambah ke segmen media online dan ponsel.
Pernyataan ini dilontarkan pada pertemuan ke-60, World Association of Newspaper (WAN) dan forum Editor se-dunia yang ke-14, seperti dikutip dari AFP, Rabu (6/6/2007).

“Kita harus menyadari bahwa media mulai mengarah ke online, dan kita harus mulai mengarahkan jurnalisme kita ke arah itu,” kata Mario Garcia, Chief Executive of The United States–Garcia Media Group.

Dia menggambarkan, perjalanan baru sebuah media akan berawal dari breaking news yang dibaca melalui email atau ponsel. Kemudian para pembaca akan melanjutkannya dengan membaca berita melalui situs online. Dan akan berakhir dengan membaca koran di hari berikutnya.

Dalam skenario seperti itu, lanjutnya, koran hanya akan berlaku sebagai pengulang berita. Padahal awalnya koran merupakan media yang memposisikan diri sebagai pencipta isu dan selalu menghadirkan berita-berita baru bagi pembacanya.

Martha Stone, Direktur Program WAN “Membentuk Masa Depan Koran Harian”, mengatakan pada forum bahwa sudah saatnya bagi media untuk menggabungkan keahlian jurnalisme antara cetak, radio, televise, dan online. “Saat ini banyak sirkulasi media cetak yang menurun jumlahnya, namun mereka mencoba bertahan dengan meraih pasar di internet,” katanya.

Leonard Brody, Chief Executive dan co-Founder of NowPublic.com, situs yang menghadirkan berita dengan sistem citizen journalisme dengan lebih dari 90.000 kontributor yang kebanyakan adalah masyarakat biasa di seluruh dunia, sangat yakin bahwa monopoli dari media tradisional telah ditantang dengan adanya ponsel kamera dan teknologi lainnya yang memungkinkan masyarakat dapat mencari berita di mana saja. “Kita bergerak sangat cepat menuju era di mana semua hal dapat terekam,” ujarnya.

Pada hari Senin sebelumnya, WAN melaporkan kenaikan peredaran koran harian di dunia sebesar 2,3 persen dan pertumbuhan pendapatan iklan, dikarenakan dukungan pertumbuhan media digital. (mbs)


Koran Sekarat, Harus Rangkul Internet dan Ponsel agar Tetap Hidup

Pilih ditinggal pembaca ? atau berani memodernkan perangkat kerja menjadi lebih canggih dan serba digital.Demikian kesimpulan pandangan yang dikemukakan Asosiasi Suratkabar se-dunia (WAN) dalam pertemuan rutinnya di Cape Town, Selasa,5/6-2007.

Pembicara dalam lokakarya tersebut mengakui suratkabar sudah sekarat dapat dihindari kemusnahannya dengan memodernkan pendekatan dan memperluas jangkauan secara digital.
"Kita harus menyadari bahwa `online` adalah jawabannya, dan kita harus arahkan sumber daya jurnalistik kita ke sana," kata Mario Garcia, pimpinan eksekutif Garcia Media Group dari AS.Dia mengemukakan hal tersebut kepada para wakil kongres ke-60 WAN sekaligus pertemuan ke-14 forum editor sedunia yang berlangsung di kota itu.

Diterangkan olehnya, bahwa jalur baru pemberitaan terbaru saat ini disajikan lewat e-mail atau Ponsel, dilanjutkan dengan berita secara "online" dan ditutup dengan pemuatan berita pada edisi koran di hari berikutnya.

Edisi cetak, katanya, hanya sedikit memberi pengulangan dan harus lebih banyak menyajikan sudut baru dengan menggali lebih dalam berita tersebut."Dewasa ini, anda mesti menganggap pembaca tahu lebih banyak dibanding anda," katanya.

Martha Stone, direktur WAN untuk program "mencari bentuk masa depan suratkabar", dalam pertemuan itu mengemukakan, sudah saatnya organisasi media melatih wartawannya agar mampu menyajikan berita sekaligus untuk media cetak, radio, televisi maupun online.

"Banyak koran oplahnya turun, tapi jangkauan mereka ke pasar lewat Internet justru meningkat," katanya.Leonard Brody, pimpinan dan salah satu pendiri NowPublic.com, situs web yang mempraktikkan "jurnalistik oleh masyarakat" dan memiliki lebih dari 90 ribu kontributor dari seluruh dunia, menyakini bhwa monopoli media tradisional sudah mendapat saingan dengan kamera Ponsel dan teknologi lainnya yang memungkinkan semua orang mendapatkan berita."Kita dengan sangat cepat sedang memasuki zaman di mana semua hal terekam," katanya.(ant/lily)

Rabu, 06/06/2007 15:52 WIB
WAN: Hormati hak-hak wartawan
oleh : Ahmad Djauhar

CAPE TOWN (Bisnis): Asosiasi Surat kabar Dunia (WAN) menyerukan kepada pemerintah di negara demokratis untuk mengambil langkah perlindungan terhadap kebebasan pers yang kini menghadapi tekanan akibat politik antiterorisme.

Menyusul merebaknya aksi terorisme di berbagai tempat di seluruh dunia, kini semakin banyak pemerintah—termasuk di negeri demokratis—yang makin membatasi ruang gerak wartawan. Aliran informasi sedikit banyak terhambat karenanya.

"WAN percaya bahwa untuk menyeimbangkan konflik kepentingan antara menjaga keamanan nasional dan mempertahankan kebebasan pers memang tidak mudah. Namun, suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi bahwa untuk mempertahankan sistem demokrasi, prasyarat utama haruslah terdapat kebebasan pers," demikian bunyi resolusi yang mengemuka dari forum kongres WAN dan Forum Editor Dunia di Cape Town hari ini.

Resolusi tersebut merujuk pada Pasal 19 Deklarasi HAM Universal yang menjamin kebebasan "untuk mencari, menerima, dan memanfaatkan informasi maupun ungkapan pikiran melalui media." WAN mengusulkan tujuh langkah untuk melindungi kebebasan pers di negeri demokratis agar tidak bertentangan dengan kebijakan antiterorisme.

Ketujuh langkah itu adalah:
- Menjamin ketersediaan data, informasi, dan arsip berdasarkan undang-undang informasi.
- Menjamin hak wartawan untuk melindungi sumber informasi rahasia yang memang dibutuhkan untuk pers bebas.
- Menjamin bahwa penyadapan komunikasi secara elektronik harus seizin otoritas kehakiman.
- Menjamin bahwa penggeledahan kantor maupun rumah wartawan harus benar-benar didasari pertimbangan mendasar dan tidak melanggar hukum.
- Menjamin wartawan untuk melakukan peliputan atas sebuah cerita dari berbagai sisi, termasuk bagi mereka yang dicurigai sebagai teroris.
- Bersikap netral terhadap proses pengusutan wartawan yang menerbitkan informasi sangat rahasia. Biarkan proses pengadilan yang menentukan.
- Bersikap netral di saat menghadapi propaganda "hitam," artinya tidak mudah terpengaruh untuk menyalahkan media. (ln)